Subscribe:

Minggu, 14 November 2010

Kohesi dan Koherensi dalam Paragraf

Kohesi (Keterpaduan Bentuk)
Apabila koherensi berhubungan dengan isi, maka kohesi atau keterpaduan bentuk berkaitan dengan penggunaan kata-katanya. Bisa saja satu paragraf mengemukakan satu gagasan utama, namun belum tentu paragraf tersebut dikatakan kohesif jika kata-katanya tidak padu.

Contoh:

Suasana Rumah Surti, ibu rumah tangga yang sukses, tampak begitu menyeramkan. Dulu, rumahnya pernah disewa oleh seseorang. Rumahnya jadi tempat tewasnya dua anak beserta ibunya. Tumbuhan liar di tembok dan pohon besar di halaman depan rumahnya menambah keseraman di sekitarnya. Semenjak kejadian itu rumahnya sudah tidak ada lagi yang menempati. Kerabat-kerabatnya tidak ada yang mau menempati rumahnya. Akhirnya Surti membiarkan rumahnya tidak ada yang menempati dan tidak ada yang merawatnya. Ketika malam tiba tidak ada yang berani lewat di depan rumahnya. Namun, pernah ada seorang remaja lewat rumahnya.
Betapa mengejutkan, terlihat sesosok Kuntilanak dan dua anak kecil di beranda rumahnya. Setelah kejadian itu kini rumahnya sudah dianggap angker oleh para warga di sekitarnya. Setiap malam sesosok makhluk halus itu muncul di rumahnya.
Dibuat oleh Ahmad Sugi Ajirianto
(Klik untuk menghubunginya)



Koherensi (Keterpaduan Makna)

Suatu paragraf dikatakan koheren, apabila ada kekompakan antara gagasan yang dikemukakan kalimat yang satu dengan yang lainnya. Kalimat-kalimatnya memiliki hubungan timbal balik serta secara bersama-sama membahas satu gagasan utama. Tidak dijumpai satu pun kalimat yang menyimpang dari gagasan utama ataupun loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan.

Contoh:

Para remaja zaman sekarang sudah tidak menggunakan bahasa yang baik dan benar. Mereka lebih memilih untuk memakai bahasa asing dan bahasa daerah. Terkadang mereka memakai bahasanya sendiri yang awalnya baku menjadi tidak baku. Bahasa memang mudah berkembang, tetapi setidaknya mereka menggunakan bahasa yang baik dan benar. Mereka kenal dan tahu kata-kata baru dalam bahasa Indonesia. Tetapi, mereka tidak tahu mana yang baku dan mana yang tidak baku. Jika tidak mempunyai kesadaran masing-masing, bisa-bisa bahasa Indonesia yang dulu dan sekarang berbeda. Bahasa Indonesia yang sekarang di posisi 4 dari bahasa-bahasa yang dipelajari negara-negara di dunia, mungkin akan turun dari posisi 4. Bahkan orang dari negara lain yang mempelajari bahasa Indonesia ketika datang ke Indonesia akan kecewa, karena apa yang mereka pelajari berbeda dengan bahasa Indonesia yang baru.
Dibuat oleh Ahmad Sugi Ajirianto
(Klik untuk menghubunginya)

0 komentar: